MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

 Selamat datang kembali dalam fase eksplorasi konsep yang pertama!

         Bapak/Ibu CGP, dalam fase Mulai dari Diri, kami mengajak Anda untuk merefleksikan hubungan kompetensi sosial dan emosional dengan peran Anda sebagai pendidik dan dengan pembelajaran murid. Mengapa Anda diajak untuk merefleksikan  hubungan tersebut? Dalam penelitian tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional:

         Guru yang memiliki kompetensi sosial dan emosional yang baik lebih efektif dan cenderung lebih resilien/tangguh dan merasa nyaman di kelas  karena mereka dapat bekerja lebih baik dengan murid. Adanya keterkaitan antara kecakapan sosial dan emosional yang diukur ketika TK dan hasil ketika dewasa di bidang pendidikan, pekerjaan, pelanggaran hukum, dan kesehatan mental.

        Pembahasan di atas sejalan dengan peran pendidik  yang disampaikan Ki Hajar Dewantara. Pendidik adalah  penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,  agar  mereka  sebagai  manusia dan anggota  masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.    Pemikiran KHD tersebut  mengingatkan bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna. Kita merencanakan  secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk mewujudkan kekuatan (potensinya). Pembelajaran holistik yang memberikan mereka pengalaman untuk dapat mengeksplorasi dan mengaktualisasikan seluruh potensi dalam dirinya setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

        Kesadaran akan  proses pendidikan yang dapat menuntun tumbuh kembang murid secara holistik  sudah menjadi perhatian pendidik sejak lama. Kesadaran ini berawal dari teori Kecerdasan Emosi Daniel Goleman, dikembangkanlah CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) pada tahun 1995 (www.casel.org) sebagai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Konsep PSE berdasarkan berdasarkan kerangka CASEL tersebut dikembangkan Daniel Goleman bersama sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak. PSE berbasis penelitian ini, bertujuan untuk  mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi  antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

 Secara lengkap, hasil penelitian tentang manfaat penerapan pembelajaran sosial dan emosional adalah sebagai berikut:

   Gambar 1. Hasil Pencapaian Penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional

 

        Dengan mencermati diagram  hasil di atas, kita semakin memahami urgensi  PSE, yaitu peningkatan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. Selain itu, PSE di kelas terbukti dapat menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik. PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

 Apa itu Well-being?

        Sejak beberapa dekade terakhir, well-being  menjadi perhatian  para praktisi dan akademisi pendidikan. Apa yang dimaksud dengan well-being? Well-being berbeda dengan welfare meskipun sama-sama diterjemahkan  menjadi “kesejahteraan” dalam Bahasa Indonesia.

        Menurut kamus Oxford English Dictionary, well-being dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Well-being  adalah sebuah kondisi  individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

        Noble and McGrath (2016) menyebutkan bahwa well-being murid  yang optimal adalah keadaan emosional yang berkelanjutan (relatif stabil) yang ditandai dengan: sikap dan suasana hati yang secara umum positif, relasi yang positif dengan sesama murid dan guru, resiliensi, optimalisasi diri, dan tingkat kepuasan diri yang tinggi berkaitan dengan pengalaman belajar mereka di sekolah.

        Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:

1. Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)

2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)

3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)

5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Gambar 2 menjelaskan kerangka sistematis dan kolaboratif pembelajaran kompetensi sosial dan emosional  CASEL:

        Penciptaan lingkungan belajar yang tepat serta terkoordinasi untuk meningkatkan pembelajaran akademik, sosial, dan emosional semua murid. Kemitraan/kerjasama sekolah-keluarga-komunitas untuk membentuk lingkungan belajar dan pengalaman yang bercirikan hubungan/relasi yang saling mempercayai dan berkolaborasi

Kurikulum dan pembelajaran yang jelas dan bermakna, dan evaluasi secara berkala.

Kesadaran Diri: kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

  • Dapat menggabungkan identitas pribadi dan identitas sosial
  • Mengidentifikasi  kekuatan/aset diri dan budaya
  • Mengidentifikasi emosi-emosi dalam diri
  • Menunjukkan integritas dan kejujuran
  • Dapat menghubungkan perasaan, pikiran, dan nilai-nilai
  • Menguji dan mempertimbangkan prasangka dan bias
  • Memupuk efikasi diri
  • Memiliki pola pikir bertumbuh
  • Mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan hidup

 

Manajemen Diri: kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi

  • Mengelola emosi diri
  • Mengidentifikasi dan menggunakan strategi-strategi pengelolaan stres
  • Menunjukkan disiplin dan motivasi diri
  • Merancang tujuan pribadi dan bersama
  • Menggunakan keterampilan merancang dan mengorganisir
  • Memperlihatkan keberanian untuk mengambil inisiatif
  • Mendemonstrasikan kendali diri dan dalam kelompok

 

Kesadaran Sosial: kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda

  • Mempertimbangkan pandangan/pemikiran orang lain
  • Mengakui kemampuan/kekuatan orang lain
  • Mendemonstrasikan empati dan rasa welas kasih
  • Menunjukkan kepedulian atas perasaan orang lain
  • Memahami dan mengekspresikan rasa syukur
  • Mengidentifikasi ragam norma sosial, termasuk dengan norma-norma yang menunjukkan ketidakadilan

 

Keterampilan Berelasi: kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif

  • Berkomunikasi dengan efektif
  • Mengembangkan relasi/hubungan positif
  • Memperlihatkan kompetensi kebudayaan
  • Mempraktikkan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif
  • Dapat melawan tekanan sosial yang negatif
  • Menunjukkan sikap kepemimpinan dalam kelompok
  • Mencari dan menawarkan bantuan apabila membutuhkan
  • Turut membela hak-hak orang lain

 

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok

  • Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran
  • Mengidentifikasi/mengenal solusi dari masalah pribadi dan sosial
  • Berlatih membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
  • Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya
  • Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah
  • Merefleksikan peran seseorang dalam memperkenalkan kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, keluarga, dan komunitas
  • Mengevaluasi dampak/pengaruh dari seseorang, hubungan interpersonal, komunitas, dan kelembagaan

 

 Tabel B.2b. Kegiatan Kompetensi Sosial Emosional

NO

KEGIATAN

KSE DAN PENJELASAN

1

Melibatkan murid dalam membuat keyakinan kelas atau peraturan sekolah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman

 

Kesadaran diri: murid  memberikan  nilai yang diyakininya berkaitan dengan lingkungan  kelas dan sekolah

Kesadaran sosial: murid mempertimbangkan pendapat temannya.

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: belajar membuat keputusan yang beralasan berdasarkan logika setelah menganalisis informasi

2

Memberikan kesempatan pada murid untuk  membaca buku  pilihannya dalam suasana yang  kondusif

Manajemen Diri: Murid mampu menghadirkan atau mengelola emosi diri lewat buku pilihan yang dibacanya

Kesadaran diri: Murid dapat menghubungkan perasaan, pikiran dan nilai- nilai dari buku yang dibacanya

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Murid mampu menunjukkan kemampuan rasa ingin tahu dan keterbukaan dari buku pilihan yang dibacanya

3

Memberikan kesempatan pada murid untuk  merefleksikan proses pembelajaran yang sudah diikuti (Misalnya; apa yang disukai/mudah/menantang/ingin dipelajari lebih lanjut sebelum melanjutkan pembelajaran berikutnya)

 

Keterampilan Berelasi: Murid menunjukkan kemampuan membangun komunikasi yang aktif, berani mengungkapkan perasaan serta mengembangkan hubungan positif terkait dengan pembelajaran

 

Kesadaran diri: Murid berani menceritakan apa yang disukai selama pembelajaran, materi apa yang mudah diikuti, materi yang menantang dan materi yang akan dipelajari lebih lanjut dipembelajaran berikutnya.

Manajemen diri: Murid Menunjukkan disiplin dan motivasi diri serta memiliki pola pemikiran yang tumbuh untuk mempelajari materi yang menantang

4

Mengadakan   dialog interaktif tentang bagaimana membangun tanggung jawab/etika dalam penggunaan media sosial

Keterampilan Berelasi: Dapat membangun nilai positif serta mampu bekerja sama dalam kelompok

 

Manajemen diri: Menunjukkan disiplin positif dan motivasi diri untuk menggunakan media social secara bijak dan cerdas

 

Kesadaran social: Murid menghargai dan mempertimbangkan pendapat teman/ lawan diskusinya

Kesadaran Diri: Murid mampu memberikan nilai diri yang diyakininya terkait dengan etika dalam penggunaan media social

 

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: Murid bisa membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisa terkait penggunaan media sosial

5

Memberikan fleksibilitas pada murid untuk  mengerjakan tugas yang pilihannya terlebih dahulu

Kesadaran diri: Murid dapat menunjukkan integritas dan kejujuran dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oelh guru

 

Keterampilan berelasi: Murid menunjukkan kompetensi sendiri dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

 

Manajemen diri: Menggunakan ketermapilan mengorganisir dan merencanakan tugas yang diberikan guru sesuai dengan pilihan siswa

 

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: Murid Belajar memilih keputusan beralasan dari tugas yang diberikan oleh guru sesuai dengan pilihannya terlebih dahulu

6

Memberikan kesempatan pada murid untuk mengelola sebuah kegiatan (literasi, seni dan olahraga, dll.)

Manajemen diri: Murid menunjukkan minat dan bakat diri sendiri baik dibidang seni, literasi olahraga baik individu maupun berkelompok

 

Kesadaran diri: Murid bisa memahami bakat dan minat diri sendiri

 

Kesadaran social: Murid mau mengakui kekalahan jika kalah dari orang lain

 

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab: Murid berani dan percaya diri mengambil keputusan untuk mengelola sebuah kegiatan baik individu maupun kelompok


Comments